Snack's 1967

DzauqWap



ABU NAWAS


TIGA JAWABAN

Suatu malem Abunawas sedang mengajar satu santrinya, tiba-tiba datang tiga orang tamu. Karena itu santrinya disuruh masuk, menunggu sementara di ruang tengah.

Setelah tiga tamu dipersilahkan duduk, satu diantaranya bertanya, "Tuan Abunawas, mana yg lebih utama, orang yg melakukan dosa besar atau orang yg melakukan dosa kecil?"


"Orang yg melakukan dosa kecil," jawab Abunawas, "Sebab lebih mudah diampuni Allah," lanjut Abunawas.

Kelihatanya orang ini puas dg jawaban ini, karena ia yakin begitu.

Orang kedua bertanya dg pertanyaan yg sama, "Tuan mana yg lebih utama, orang yg melakukan dosa besa atau orang yg melakukan dosa kecil?"

"Orang yg tidak melakukan keduanya." jawab Abunawas. "Karena dg tidak melakukan keduanya, tentu tidak perlu pengampunan Allah." lanjut Abunawas.

Orang kedua ini pun puas dg jawaban Abunawas.

Orang ketiga juga bertanya dg pertanyaan yg sama, "Tuan, mana yg lebih utama, orang yg melakukan dosa besar, atau orang yg melakukan dosa kecil?"

"Orang yg melakukan dosa besar. Sebab, ampunan Allah akan sebanding dg besarnya dosa yg dilakukan hambaNya." jawab Abunawas. Orang ketiga ini pun puas dg jawaban Abunawas.

Setelah ketiga tamu puas dg jawaban yg mereka peroleh, mereka pun pamit pulang.

Rupanya santri tadi mendengar, kenapa dg pertanyaan yg sama tapi jawaban ketiga itu berbeda? Abunawas menjawab, "Manusia dibagi tiga tingkatan, yaitu: tingkat mata, tingkat akal dan tingkat hati. Tingkat mata ibarat anak kecil melihat bintang di langit, maka ia akan berkata, bintang itu kecil, karena ia hanya melihat dg mata. Sedang orang yg berakal, akan mengatakan bintang itu besar, karena ia melihat pengetahuan. Dan orang yg bijak akan
mengatakan bahwa, bintang itu tetap kecil, meski ia tahu sebenarnya bintang itu besar." jawab Abunawas kepada muridnya.

"Wahai tuan guru, engkau telah mengajarkan kepadaku cara berkomunikasi dg seseorang. Ajarkan kepadaku cara memohon ampun kepada Allah," pinta muridnya.

"Mohonlah ampun kepadaNya dg penuh kerendahan, dg mengatakan: "Ilahi lastu lil firdausi ahla, wala aqwa 'alannaril jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghofirudz-dzanbil 'adhimi." jelas Abunawas mengajari santrinya.

Arti permohonan itu adalah: Wahai Tuhanku, aku tak pantas menjadi penghuni surga firdaus, tapi aku juga tidak kuat terhadap panasnya api neraka. Oleh sebab itu terimalah tobatku dan ampuni segala dosaku, sungguh Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa besar.



[ cerita yg lain >> ]
[<< balik maning]

[ home ]
editor :
barak musthafa